Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Cinta dan Kasih

Ini untuk pertama kalinya saya membuat suatu tulisan yang mungkin akan “sedikit” bermakna, setelah sebelumnya tulisan saya hampir semua digunakan untuk meminta nilai kepada dosen. Mengapa? Karena kali ini kami diberi tugas untuk menuliskan mengenai CINTA. Arti cinta bagi tiap-tiap orang tentulah berbeda. Definisi Cinta menurut W. J. S. Poerwadarminta adalah, “rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.”. Pengertian cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, beliau mengatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Yang dimaksud dengan keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi, panggilan-panggilan formal seperti bapak,

Membangun Kemandirian Bangsa

Cita-cita kemandirian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hakikatnya sudah tertanam sejak bangsa Indonesia merdeka. Adalah Soekarno yang mencetuskan hal tersebut agar supaya Indonesia tidak tergantung terhadap bangsa lain. Soekarno sadar betul, bahwa kekayaan Indonesia sangat melimpah dari Sabang sampai Merauke. Tapi di sisi lain, Soekarno juga menyadari keterbatasan sumber daya manusia Indonesia. Setelah Soekarno dilengserkan dari kursi pemerintahan, cita-cita Soekarno untuk menjadikan Indonesia mandiri menjadi semakin pudar bahkan ditenggelamkan. Di era Orde Baru, investasi untuk pihak asing dibuka selebar-lebarnya—kebijakan yang tidak pernah dilakukan oleh Soekarno. Bahkan di era reformasi, pihak asing semakin mendominasi ekonomi Indonesia sehingga membuat Indonesia semakin tergantung terhadap pihak asing.  Perkembangan jaman yang menuju kearah era globalisasi dalam segala bidang tentu berpengaruh terhadap pola pikir dan pola perilaku bangsa. Maka pengendali bangsa har